Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaum yang tersesat dan memberi peringatan tentang banjir besar sebagai azab bagi kaum yang durhaka. Berikut adalah ringkasan kisah Nabi Nuh berdasarkan Al-Qur’an dan literatur Islam:
Dakwah dan Penolakan:
Nabi Nuh diutus untuk mengajak kaumnya menyembah hanya Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, kaum Nuh menolak dan bahkan memusuhi dakwahnya.
“Dan Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka mendustakan aku. Maka bukankah Engkau akan memberi keputusan yang adil?'” (QS. Ash-Shu’ara: 117)
Pembangunan Bahtera:
Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera sebagai persiapan menghadapi banjir besar yang akan datang. Hanya sedikit orang yang beriman yang ikut serta dalam pembangunan bahtera ini.
“Dan Kami perintahkan kepada Nuh: ‘Buatalah bahtera di hadapan Mata Kami dan wahyukanlah kepada Kami, jika kelak datang azab Kami dan air kolam yang panas itu meluap, (Kami perintahkan kepadamu) bawa ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis dan keluarga mu (supaya mereka itu) dan (juga) ahli mu beriman. Tetapi orang-orang yang beriman bersamanya hanyalah segolongan kecil saja.'” (QS. Hud: 37)
Banjir Besar:
Sebagai azab atas keingkaran dan kedurhakaan kaum Nuh, Allah menyebabkan banjir besar yang menghancurkan seluruh masyarakat yang tidak beriman.
“Dan banjirlah, dan Kami membawa ke dalam bahtera itu satu pasangan dari tiap-tiap jenis dan keluarga mu, dan ahli mu (yang beriman).” (QS. Hud: 40)
Keselamatan Keluarga Nabi Nuh:
Keluarga Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman selamat dari banjir tersebut. Allah menyelamatkan mereka sebagai tanda keajaiban dan kasih sayang-Nya.
“Dan (bahtera itu) berlayar membawa mereka di atas ombak seperti gunung-gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedangkan anak itu berada di tempat yang jauh, yaitu: ‘Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah kamu tinggal bersama orang-orang yang kafir itu.'” (QS. Hud: 42)
Kesabaran dan Kesetiaan Nabi Nuh:
Nabi Nuh adalah contoh kesetiaan, kesabaran, dan ketabahan dalam berdakwah. Meskipun kaumnya menolaknya, beliau tetap bersabar dan setia dalam melaksanakan tugas yang Allah anugerahkan kepadanya.
“Berkatalah Nuh: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka mendustakan aku, karena itu adakanlah hukuman dengan keputusan-Mu sendiri terhadap mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang bersama aku dari siksa yang Engkau tetapkan.'” (QS. Ash-Shu’ara: 118)
Kisah Nabi Nuh menjadi pembelajaran tentang kepatuhan kepada perintah Allah, kesetiaan dalam berdakwah, dan keberanian untuk tetap beriman meskipun dihadapkan pada penolakan dan cobaan.